Free Kakashi Cursors at www.totallyfreecursors.com
Free Gatenmaru ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Arizal Sandi Disconnected: Softskill - Teori Organisasi Umum

Pages

Dari pada Bengong mending liat BLOG guee :D :D :D

This Blog is so so so far from PERFECT ! :)

Silahkan Pilih Warna Latar Blog ini Sesuai Dengan kenyamanan Yang Anda Suka




Sabtu, 11 Mei 2013 di 20.24 Diposting oleh Mohammad Arizal Sandi 0 Comments

TUGAS 3

Perilaku Produsen 

Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.

Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis.

Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :

Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.

PRODUSEN DAN FUNGSI PRODUKSI
Produsen 
Produsen dalam ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan adalah konsumen.

Fungsi Produksi 
Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :

Q = f(L, R, C, T)

Dimana :

Q         = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F          = symbol persamaan (function)
L          = tenaga kerja (labour)
R         = kekayaan alam (resources)
C         = modal (capital)
T          = teknologi (technology)

PRODUKSI OPTIMAL 
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum. 
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: 
1.Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan. 
2.Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan. 
3.Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan. 

Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode 
Economic Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut . Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut: 
a.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost). 
b.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya. 
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya : 
A.Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin) 
B.Biaya modal (opportunity cost of capital) 
C.Biaya keusangan 
D.Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan 
E.Biaya asuransi persediaan 
F.Biaya pajak persediaan 
G.Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan 
H.Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya. 

Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.


LEAST COST COMBINTION
Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.
Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik dari modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan output itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga masukan. Anggaplah bahwa produsen telah dipelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki tiga kemungkinan alternatif sebelumnya , yaitu :
1. Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.
2. Untuk menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.
3. Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga kerja.

Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis isocost karena mewakili berbagai kombinasi input yang dapat dibeli untuk jumlah uang yang diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu. 1:5.
Dengan menggabungkan isoquant dan garis harga faktor, seseorang dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-faktor yang akan memaksimalkan output.


Ongkos dan Penerimaan
MACAM-MACAM ONGKOS 
1.Total Fixed Cost (TFC) atau ongkos tetap total, adalah jumlah ongkos-ongkos yang tetap dobayar perusahaan (produsen) berapapun tingkatoutputnya. Jumlah TFC adalah tetap utuk setiap tingkat output. (Misalnya : penyusutan, sewa gedung dan sebagainya).
2.Total Variable Cost (TVC) atau ongkos variabel total, adalah jumlahonkos-ongkos yang berubah menurut tinggi rendahnya output yangdiproduksikan. (Misalnya : ongkos untuk bahan mentah, upah, ongkosangkut dan sebagainya).
3.Total Cost (TC) atau ongkos total adalah penjumlahan dari baik ongkostetap maupun ongkos variabel. TC = TFC + TVC.
4.Average Fixed Cost (AFC) atau ongkos tetap rata-rata adalah ongkos tetapyang dibebankan pada setiap unit output. AFC=QTFC (dimana Q = tingkat output).
5.Average Variable Cost (AVC) atau ongkos variabel rata-rata adalah semuaongkos-ongkos lain, selain AFC, yang dibebankan pada setiap unit output. AVC = QTFC
6.Average Variable Cost (ATC) atau onkos total rata-rata, adalah ongkos produksi dari setiap unit output yang dihasilkan. ATC = QTC
7.Margiinal Cost (MC) atau ongkos marginal,adalah kenaikan dari TotalCost yang diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output. Dankarena produksi 1 unit ouput tidak menambah (atau mengurangi) TFC, sedangkan TC = TFC + TVC maka kenaikan TC ini sama dengankenaikan TVC yang diakibatkan oleh produksi 1 unit output tambahan. MC = ∆TC/∆Q = ∆TVC/∆Q


KURVA ONGKOS
Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan

1.Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang

2.Kurva Biaya Total

3. Kurva Ongkos Variabel Rata-Rata

 4. Long Run Average Cost Curve

5. Kemungkinan Kapasitas Produksi

PENERIMAAN
Penerimaan (Revenue)
Revenue yang dimaksudkan adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Ada beberapa konsep Revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen.
1.Total Revenue (TR)Yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya.TotalRevenue adalah output kali harga output.TR = Q.PQ
2. Average Revenue (AR)Yaitu penerimaan produsen perunit output yang ia jual. AR = TR/Q = Q.PQ/Q = PQ. Jadi Ar tidak lain adalah harga (jual) output perunit (=PQ).
3. Marginal Revenue (MR) Yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan 1 unitoutput. MR = ∆TR/∆Q

KEUNTUNGAN MAKSIMAL
Motivasi bagi produsen untuk melakukan kegiatan ekonomi (dalam hal ini untuk menghasilkan suatu barang atau jasa) adalah memperoleh keuntungan, yang merupakan kepentingan perusahaán individual/pribadi (self interest). Lebih lengkap lagi, yang menjadi kepentingan pribadi tersebut adalah keinginan memperoleh keuntungan (profit)yang sebesar-besarnya dari sumber-sumber ekonomi yang sudah tertentu yang di alokasikan dalam kegiatan produksi. Dengan demikian, tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya(maksimum)merupakan asumsi dalam meng-analisis perilaku produsen (individual maximization). Sekalipun paradigma untuk memperoleh keuntungan yang maksimum sudah bergeser pada paradikma penetrasi pasar, atau yang berorientasi pada pasar, paradigm a optimimalisasi secara teroritik di pertahankan karena akan memberikan dasar secara logis dalam analisis ekonomi. Di samping itu, dalam persaingan sempurna terdapat begitu banyak pernjual/ produsen prinsip optimalisasi penggunaan sumber ekonomi merupakan hal yang masih dipertahankan(ingat bahwa produsen secara individu tidak dapat mempengaruhi harga).









0 Responses so far.

Posting Komentar

    About Me

    Foto Saya
    Mohammad Arizal Sandi
    Lihat profil lengkapku

    Followers